SYUKUR AKAN NIKMAT
Oleh : Minarur Rohman
Manusia adalah mahluq ciptaan tuhan
yang paling sempurna dan paling indah. Sebagai mahluq ciptaanNya manusia di
tuntut harus sebagi kholifah, baik kholifah pada diri sendiri ataupun menjadi
kholifah pada sesamanya di muka bumi
ini. Sebuah anjuran yang harus di laksanakan pada setiap individu manusia.
Seseorang
dianggap merdeka dan Berjaya apabila ia
sudah kaya akan harta, itulah anggapan manusia secara universal. Padahal harta
adalah sebuah jalan untuk mencapai sebuah jalan untuk menuju kemerdekaan.
Anggapan saya sebagai seorang yangmerdeka adalah orang yang bia merasakan akan
karunia Allah yang Maha Kuasa dan tak pernah habis akan rahmatnnya, diibaratkan
kalau lautan sebagai tinta untuk mencatat semua karuniaNya maka sangatlah
kurang meskipun yang menjadi pena adalah tanaman yang tumbuh di dunia ini.
Seorang yang bias merasakan karunia Allah adalah seorang yang bias berbahagia
hidup di dunianNya, tak semua orang bias hidup bahagia di dunia meskipun dia
punya harta yang berlimpah ruah, seperti diantarannya para pejabat-pejabat
Negeri Ini yang umumnya bekerja hanya untuk memperbesar perutnya sediri. Tapi
tak semua pejabat negeri ini seperti itu, mungkin hanya 30 sampai dengan 50
persen yang bisa merasakan kebahagiaan hidup di dunia ini. karena citranya lah
yang lebih kuat dari pada Wahmnya.
Dalam
dada manusia di bagi menjadi 2 bagian yaitu sebelah kanan dan sebelah kiri.
Sebelah kanan terletak hati yang disitu Allah Menempatkan semua kebaikan,
dansebelahnya adalah dada bagian kiri yang terdapat semua sifat-sifat jelek
pada diri Manusia. Sekarang tinggal bagaimana Manusia tersebut mengolah dadanya
untuk bisa mencapai sebuah kebahagiaan. Titik sebuah kebahagiaan adalah
memperkuat Iman kepada Allah, dengan memperkuat iman kepada Allah maka akan
timbullah rasa syukur kepada Allah, dengan timbulnya rasa syukur kepada Allah
maka akan timbullah sifat prasngaka baik kepada Allah. Berasal dari prasngka
baik itulah Manusia akan merasa semua pemberian Allah baik itu yang bersifat
negatif (ujian) ataupun (Positif (nikmat). Ketika sifat prasangka buruk itu
sudah tertanam maka dia tak akan mudah menyalahkan apa yang Allah Berikan
kepadanya, Karena Allah lah yang Maha Segalanya.





0 Comments:
Posting Komentar