Semburat Cahaya Matahari
Kini Merah Sudah Nampak
Timur Sungguh Indah
Barat Gelapnya Tetap Nampak
Perjalanan Mentari Semakin Menjadi
Anjing Mulai bangun
Menampakkan Kharismanya
Menampakkan Kesuciannya
Menampakkan Kewibawaannya
Menampakkan Keperkasaannya
Mentari Moncong Timur
Anjing Tertawa
Pesimis akan ada Apresiasi
Anjing Tertawa
Akulah yang paling bisa
Anjing Tertawa
Dan Kemudian Ereksi
Anjing Tertawa
Pesimis akan ada Apresiasi
Anjing Tertawa
Akulah yang paling bisa
Anjing Tertawa
Dan Kemudian Ereksi
Mentari Tegak Berdiri
Semakin Menjadi Anjing sebagai Anjing
Omongannya Bagai Sang Revolusioner
Kudu-kudannya Tegap Tak Tergulingkan
Gerakkannya Bagai Petir Siang Bolong
Tidurnya Mendengkur Bagai Gledek
Namun sengatan Mentari Berdalih bagai Firman Tuhan
"Kamu Ini Siapa ?"
"Apakah NikmatKu kurang Kepadamu?"
"Apa Aku kurang Apresiasi melalui NikmatKu"
Semakin Menjadi Anjing sebagai Anjing
Omongannya Bagai Sang Revolusioner
Kudu-kudannya Tegap Tak Tergulingkan
Gerakkannya Bagai Petir Siang Bolong
Tidurnya Mendengkur Bagai Gledek
Namun sengatan Mentari Berdalih bagai Firman Tuhan
"Kamu Ini Siapa ?"
"Apakah NikmatKu kurang Kepadamu?"
"Apa Aku kurang Apresiasi melalui NikmatKu"
Mentari Merunduk Barat
Anjing kini kembali keperaduan
Sesenggukan Tawa menjadi Tangis
Kuda-kudanya menjadi Keledai
Bibirnya berkomat-kamit menyebut NamaNya
Matilah Eksistensinya
Anjing kini kembali keperaduan
Sesenggukan Tawa menjadi Tangis
Kuda-kudanya menjadi Keledai
Bibirnya berkomat-kamit menyebut NamaNya
Matilah Eksistensinya
Mentari Mati Di Telan Firman Tuhan
Anjing Mati Tanpa Eksistensi
Anjing Mati Tanpa Eksistensi






0 Comments:
Posting Komentar